Love, Simon: Sebuah Kisah Biasa yang Perlu

*Mengandung Spoiler

Di luar banyaknya pujian yang dilayangkan bagi film Call Me By Your Name yang dirilis tahun lalu, ada juga kritik pedas yang justru datang dari komunitas LGBTQ sendiri (komunitas yang coba direpresentasikan oleh film tersebut). Ia dianggap terlalu elitis karena menampilkan tokoh-tokoh berkulit putih dari kalangan menengah ke atas yang hidup di lingkungan ideal: berpendidikan baik, mencintai seni budaya, dan berpemikiran terbuka. Ia lantas dicap kurang berkontribusi pada kampanye yang dilakukan oleh komunitas LGBTQ untuk menghilangkan diskriminasi pada kelompok-kelompok minoritas.

Continue reading Love, Simon: Sebuah Kisah Biasa yang Perlu

Bukan Perawan Maria: Narasi Alternatif yang Usil dan Santai

 

Bukan Perawan Maria, begitu kumpulan cerpen ini diberi judul. Judul tersebut dengan terbuka dan percaya diri menghadirkan negasi dari sosok yang kisahnya dihormati bahkan disakralkan dalam agama Islam dan Kristen. Ia menggelitik pikiran kita untuk bertanya, kalau bukan Perawan Maria, lalu Maria yang mana?  Cerita apa yang Maria ini miliki? Atau mungkin pertanyaannya berbunyi, Maria mana yang bukan perawan? Atau pertanyaan-pertanyaan lainnya. Begitulah, sepatah kata bukan telah mengajak kita untuk memikirkan hal-hal yang berbeda dari apa yang selama ini kita tahu dan anggap baku.

Continue reading Bukan Perawan Maria: Narasi Alternatif yang Usil dan Santai

Menyaksikan Bala Patriarki Lewat Adegan-Adegan “Bawel” The Window

Dalam bukunya berjudul Budaya Massa, Agama, Wanita (2013), Veven Sp. Wardhana mengatakan bahwa “… film tidak sebatas sebagai ekspresi artistik, atau ekspresi estetika, melainkan wahana dan wacana bagi suatu makna, atau gagasan, ide, ideologi, atau pendapat berkait topik dan tema yang dikemukakan.”

Continue reading Menyaksikan Bala Patriarki Lewat Adegan-Adegan “Bawel” The Window

Represi: Sebuah Puk-Puk Untuk Mereka yang Mencoba Lari dari Diri Sendiri

Saya hampir tak pernah pergi ke luar kawasan Bandung kecuali beberapa kali ke Jakarta dan sekitarnya beberapa tahun belakangan. Menjejakkan kaki di tanah yang asing, jauh dari rumah, sama sekali bukan kebiasaan saya. Dan saya, meski sering melakukan hal-hal acak, impulsif dan spontan, tetap memiliki kebutuhan terhadap familiaritas, kebiasaan, keakraban. Saya nyaman berada di lingkungan yang saya telah terbiasa berada di sana. Mungkin salah satu alasannya adalah karena saya sering kesulitan menyesuaikan diri dengan tempat baru, kebiasaan baru, orang-orang asing. Akhir Oktober 2018, sebuah dorongan impulsif membuat saya melanggar sendiri rasa nyaman itu.

Continue reading Represi: Sebuah Puk-Puk Untuk Mereka yang Mencoba Lari dari Diri Sendiri

Pameran Bukan Perawan Maria: Perayaan atas Ragam Tafsir

Adalah hal yang lazim bagi sebuah teks untuk memiliki beragam tafsiran. Bagi saya, keragaman tafsir yang lahir dari sebuah teks tunggal selalu menarik untuk diperhatikan. Apalagi ketika tafsir atas teks itu diwujudkan dalam bentuk karya seni. Seperti karya-karya seni rupa dan gerak yang lahir sebagai tafsir atas cerita-cerita dalam buku “Bukan Perawan Maria” karya Feby Indirani. Karya-karya tersebut kemudian disuguhkan kepada masyarakat dalam sebuah pameran.

Continue reading Pameran Bukan Perawan Maria: Perayaan atas Ragam Tafsir

7 Things (i like) About: TWINWAR

Sebetulnya, aku udah lama banget nggak baca-baca lagi novel bergenre teenlit. Novel teenlit yang terakhir kubaca adalah Looking For Alibrandi karya Melina Marchetta terbitan Gramedia Pustaka Utama. Tergerak untuk baca karena novel itu strongly recommended oleh Mbah Hetih Rusli, editor kece idolaku, dan disebut-sebut sebagai salah satu novel teenlit terbaik.

Continue reading 7 Things (i like) About: TWINWAR

Remedi Patah Hati

Entah percekcokan macam apa yang pernah terjadi antara aku dan Cupid. Pokoknya kami tak pernah akur. Meski aku merasa tak punya masalah apa-apa dengan dewa yang katanya bertugas untuk menjodohkan manusia itu, nyatanya, Cupid selalu membuatku kena masalah. Entah sengaja atau tidak, nampaknya Cupid senang sekali membuatku jatuh cinta pada orang yang salah. Orang-orang yang tak mungkin bisa kumiliki.

Continue reading Remedi Patah Hati

Agnes Monica Vs Agnez Mo

Setelah sukses mencuri perhatian khalayak penikmat musik internasional dengan meluncurkan klip video untuk lagu berjudul “Long As I Get Paid” yang merupakan single pertama dari album terbarunya “X” tak berarti Agnez Mo lantas bersantai menikmati keberhasilannya.

Ia kembali menunjukkan kebolehannya menari, berakting, menyanyi sekaligus menjadi sutradara di video klip terbarunya untuk lagu “Damn! I Love You”. Di video tersebut Agnez Mo terlihat menikmati hidup bersama pacar, dan sahabat-sahabatnya. Dalam waktu dua hari setelah diunggah di akun AGNEZMOofficialVEVO, video itu kini telah ditonton hampir dua juta kali di YouTube.

Continue reading Agnes Monica Vs Agnez Mo

Almost Perfect: “Love Love You”

Halo para pengunjung RuangRumpi sekalian! Semoga selalu dalam keadaan damai sentosa, tak peduli sekencang apa pun badai yang sedang dikirimkan oleh hidup. Amin.

Kali ini aku mau cerita soal film yang baru aja aku tonton dua hari yang lalu. Waktu itu terpaksa mesti bergadang karena ada yang perlu dikerjain. Begitu selesai ternyata udah lewat tengah malam tanpa kerasa. Hal yang pertama keingetan tentu saja sekian gigabyte kuota malam yang selama ini suka mubazir. Maka ku langsung gesit meluncur ke YouTube dengan niat mau nonton film yang seru. Terus keingetan deh sama film “Love Love You” yang beberapa bulan lalu trailer-nya berhasil bikin aku penasaran.

Continue reading Almost Perfect: “Love Love You”

Selasa Bersama Morrie: Diktat Kuliah tentang Cara Menjalani Hidup

Saya jatuh cinta sama buku bukan tanpa alasan. Nyatanya, buku telah berkali-kali menjadi penyelamat hidup. Menjadi pemberi setitik cahaya ketika saya dihimpit gulita. Memberikan semangat untuk bertahan ketika saya terkapar menahan sakit di dasar jurang.

Selasa Bersama Morrie adalah salah satu dari buku-buku itu.

Continue reading Selasa Bersama Morrie: Diktat Kuliah tentang Cara Menjalani Hidup